Izinkan aku menceritakan tentangmu di lembaran maya ini. Mungkin engkau tak akan menyukai ini… tapi percayalah, aku hanya ingin menceritakan betapa indahnya persaudaraan kita…
Echal, begitu kami menyapamu, hanyalah anak SMA biasa. Kelas tiga sebuah SMK di Kabupaten Dompu.
Kamu masih ingat tidak?
Kita pertama kali berkenalan di Bobo Net, Tegal Sari Rato Sila. Saat itu, Engkau ingin membuat account Facebook, maka akupun membantumu begitu saja.
Namun, dalam pertemuan yang pendek itu dan perkenalan yang tak seberapa penting itu, aku menemukan banyak hal. Tentang bagaimana ukhuwan itu mengikat hati.
Pada suatu malam yang kelabu (jiee……), aku mengalami peristiwa nahas. Motorku dipinjam oleh muridku dan dia menabrak sapi malam itu, yang menyebabkan motorku rusak parah. Membayangkan ayah yang pasti akan marah besar jika aku pulang dengan motor yang rusak parah seperti itu, membuatku sedikit kalut.
Sejujurnya, aku berasal dari keluarga yang tidak kaya, jadi aku bisa memaklumi jika ayah marah apabila motor itu rusak. Kadang juga aku berpikir buruk, kenapa ‘kenapa harus motor sih yang rusak? Kalo aku yang keadaannya parah mungkin ayah tak akan begitu perduli’. Hihihihi…
Di tengah kekalutan itulah engkau menelpon. Dan… Subhanallah… aku baru ingat kalau engkau itu mempunyai bengkel. Engkau menawarkan bantuan untuk memperbaiki motorku, tak perduli hari sudah sangat larut, dan matamu terlihat sangat ngantuk dan lelah.
“Nggak apa – apa, bang.” Ujarmu.
Malam itu, kita mencari beberapa onderdil motorku yang harus diganti karena rusak berat. Bengkel engkau hanyalah bengkel kecil, jadi kita harus mencari di beberapa bengkel lain. Tapi sayangnya, sampai jam satu malam, beberapa onderdil tidak kita temukan.
“Kita lanjutkan besok saja bang ya… maaf tak bisa banyak membantu.” Ujarmu. Aku menatapnya dengan ribuan terima kasih.
“Tak apa dek.”
Besoknya, hingga jam 12 siang, Engkau terus membenahi motorku. Aku menyisipkan selembar dua puluh ribuan di kantongmu, meskipun kau menolak dengan halus.
“Sungguh bang, adek sudah menganggap abang saudara sendiri…” Ujarmu.
“Jika kamu menganggap abang saudara, terima ya dek.” Aku memaksa.
Ah, adek… tahukah kamu? Tahukah kamu apa yang aku lakukan ketika aku bersedih? Aku membaca baris – baris hidupmu. Aku membaca ketulusan yang pernah kulihat di matamu. Dan aku membaca kisah masa dewasaku sendiri.
Dan kau tahu apa yang ingin aku katakan?
“AKU BELAJAR BANYAK PADAMU, DEK…”
Waktu aku sebesar engkau, dek… aku tak pernah membanting tulang untuk menghidupi keluarga, tapi kau sudah melakukan itu dek.
Waktu sebesar engkaupun, aku kadang mogok makan, karena lauk yang kurang enak, tapi mengapa kau bisa?!
Waktu sebesar engkau, dek, aku sibuk mencari cara 'hanya' agar aku terlihat lebih hebat di mata teman-temanku. Padahal kehebatan sejati tentu saja adalah ketika kau bisa membuat bahagia orang-orang yang kau cintai, lebih-lebih keluargamu.
Sungguh adekku… dalam banyak hal, aku belajar padamu. Jagalah dirimu agar tetap melati, dek… karena dunia kadang tak seindah yang kau bayangkan. Tetaplah kuat. Tetaplah bersinar. Dan jika engkau bersedih, ingatlah aku. Akupun punya sepasang tangan dek, sepasang tangan yang akan membantu semampuku. Juga sebuah hati yang akan selalu membingkiskan ribuan do’a yang menuju langit. Believe it!!!***
hayyyyyyy... cerita ini untuk lomba Agustus di Ceritaeka
17 komentar:
seperti ibu yang belajar dari anaknya..
akh Dirman ikut juga... :D
latree :
saya yg anaknya :)
saya masih belajar banyak dari kehidupan
danti :
meramaikan saja :)
terharu!
wulynne :
makasih banyak dah baca mbak ya...
Hallo Dirman :)
Ma kasih udah ikutan memeriahkan ultah CE...
Saya catat link.nya yaaah
Salam,
EKA
Oh ya anuh..
Itu di ping backnya ada yg salah...
Bukan ceritakata tapi ceritaeka.com :)
Eka : aku benarin ya...
maaf. bikinnya terburu2 :)
Eka : aku benarin ya...
maaf. bikinnya terburu2 :)
ikut belajar..
semoga menang..
mieny ikut blajar ia Kak
Kanvasmaya :
Silahkan... kita sama2 belajar ya...
Mieny :
Idem ya. Kita sama2 belajar
keren mas....
persahabatan yang indah,,,
keren mas...
terharu saya,,,hiksksks
makasih banyak berkenan mampir mas Ary...
Posting Komentar