Selasa, 14 Oktober 2014

SURAT CINTA UNTUK ANAKKU (RESENSI LETTERS TO AUBREY)

Judul Buku : Letters To Aubrey
Penulis : Grace Melia
Editor : Triani Retno A
Proof Reader : Herlina P. Dewi
Desain Cover : Teguh Santosa
Layout Isi : Deeje
ISBN : 978-602-7572-27-0
Tanggal Terbit : 16 Mei 2014
Jumlah Halaman : 266
Berat Buku : 250
Dimensi : 13 X 19


“Perjuangan Ibu Grace untuk Aubrey, putrinya, menunjukkan bahwa setiap anak adalah pesial. Kasih sayang dan pendampingan orangtua, bukan hanya menjadi obat, tapi juga menunjukkan nilai kehadiran seorang anak di antara keluarga.” (Testimoni Andy F. Noya)

Apakah yang terjadi ketika seorang ibu mengetahui anaknya terlahir ‘berbeda’ dan ‘istimewah’?. Yang pasti ada perasaan ‘hancur’ dan kaki seolah tak berpijak di bumi.


Maaf, Mami nggak bisa menunggu lebih lama lagi untuk melihat Ubii aktif dan merespons suara. Mami sedikit memaksa dokter untuk memberi surat rujukan guna melakukan tes BERA pada Ubii. Skor di hasil tes BERA Ubii menunjukkan angka 105 dB. Itu artinya Ubii baru bisa mendengar suara yang sangat keras seperti suara pesawat terbang atau mesin pemotong rumput. Bayangan-bayangan negatif langsung muncul di pikiran Mami. Bagaimana Ubii bisa bertahan nanti? Bagaimana jika Ubii diejek teman-teman Ubii? Apa Ubii harus selamanya hidup di dunia yang sunyi? Bagaimana jika nanti Ubii kesepian? Bagaimana jika Ubii ketakutan? Apa kita tidak bisa bernyanyi bersama? Buat apa lagi Mami menyanyikan lagu untuk menidurkan Ubii? Buat apa lagi Mami memanggil nama Ubii? Untuk apa Mami menutup pintu pelan-pelan dan berjalan mengendap-endap ketika Ubii tidur? Ubii tidak bisa mendengar semua itu. Hancur hati Mami. Mami menangis saat itu juga di hadapan dokter dan perawat. Papi hanya diam. (Letters to Aubrey, hal. 31)

Ya, buku ini berisi kumpulan surat yang ditulis oleh seorang ibu untuk anaknya, Aubrey (Ubii), seorang anak yang lahir dengan kebutuhan khusus akibat terinfeksi virus rubella yang mengakibatkan ia harus mengalami jatuh bangun dari sewaktu ia lahir. Mulai dari kebocoran jantung, kehilangan pendengarannya, hingga membuatnya harus menjalani fisioterapi karena perkembangan tubuhnya yang lambat. Virus ini menyerang ketika ibunya yang sedang mengandung terkena rubella yang tak disadari menginfeksi ke janinnya

Buku ini sangat cocok untuk semua kalangan. Ada banyak pesan positif yang disampaikan penulis dengan cara yang sederhana dan ‘tidak berat’ (sekalipun sebenarnya buku ini bercerita tentang hal yg lumayan rumit). Buku ini tidak hanya bercerita tentang kesedihan dan air mata seorang ibu, tetapi  Letters To Aubrey juga bercerita Tentang bagaimana bertahan di masa sulit, tentang bagaimana mensyukuri apapun yang diberikan oleh tuhan, tentang berdamai dengan kehidupan dan berjuang untuk membuat semuanya menjadi lebih baik.

Membaca buku ini, saya merasakan energy cinta yang luar biasa. Mungkin karena ini adalah kisah nyata penulisnya yang sebelumnya dituangkan di blognya sebagai diary online, agar Aubrey tau, bahwa apapun adanya dirinya, dia sangat berharga dan dicintai.

Anakku, walau ibumu ini merasa tidak keruan di suatu waktu, jangan   pernah merasa kamu tidak diinginkan. Aku ingin kamu lebih dari apa pun. Aku mau kamu lebih dari siapa pun. Aku menyayangimu dengan kemampuan dan ketidakmampuanku. Kuharap kamu akan lakukan itu juga padaku. (hal. 17)

Ketika Ubii merasa cobaan Ubii terlalu besar, ingatlah bahwa Ubii  mempunyai Tuhan yang jauh lebih besar daripada cobaan dan masalah yang dihadapi Ubii. (hal. 260)

Bacalah…. Dan reguklah banyak inspirasi positif dalam buku ini!



lombanya bisa cek DI SINI


2 komentar:

Grace Melia mengatakan...

Terima kasih atas partisipasinya dalam Lomba Review #LetterstoAubrey :))

Akhi Dirman Al-Amin mengatakan...

sama2 mbak Gracie...
semoga sukses selalu