Jumat, 31 Oktober 2014

DESTINASI WISATA DI BIMA NTB



Bima adalah sebuah suku di ujung timur NTB, yang menyimpan kekayaan alam, ragam wisata dan budaya yang menjadi destinasi menarik untuk dikunjungi. Menurut situs resmi kabupaten Bima, Kabupaten Bima (NB: Bima seperti apa yang kita lihat sekarang ini) sendiri berdiri pada tanggal 5 Juli 1640 M, ketika Sultan Abdul Kahir dinobatkan sebagai Sultan Bima I yang menjalankan Pemerintahan berdasarkan Syariat Islam. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Bima yang diperingati setiap tahun.

Tetapi dari beberapa literatur dan bukti-bukti sejarah kepurbakalaan yang ditemukan di Kabupaten Bima seperti Wadu Pa’a, Wadu Nocu, Wadu Tunti (batu bertulis) di dusun Padende Kecamatan Donggo menunjukkan bahwa daerah ini sudah lama dihuni manusia. Hal ini tentunya tidak terlepaskan dari sejarah kebudayaan penduduk Indonesia terbagi atas bangsa Melayu Purba (proto-melayu) dan bangsa Melayu baru (deuto Melayu).



PANTAI KALAKI
Pantai Kalaki merupakan salah satu pantai yang paling ramai dikunjungi wisatawan di Kabupaten Bima,
yang menjadi destinasi menarik untuk dikunjungi. Menurut situs resmi kabupaten Bima, Kabupaten Bima (NB: Bima seperti apa yang kita lihat sekarang ini) sendiri berdiri pada tanggal 5 Juli 1640 M, ketika Sultan Abdul Kahir dinobatkan sebagai Sultan Bima I yang menjalankan Pemerintahan berdasarkan Syariat Islam. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Bima yang diperingati setiap tahun.

NTB. Sebagian besar wisatawan memang merupakan penduduk Bima karena jaraknya yang dekat dengan kota sehingga dijadikan sebagai alternatif wisata.

Letak administratif dari Pantai Kalaki yang berada di Pulau Sumbawa adalah di Desa Pantai, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jika dari ibukota provinsi jaraknya memang cukup jauh karena kota Mataram yang merupakan ibukota NTB, berada di Pulau Lombok. Namun, apabila anda sudah berada di kawasan ibukota kabupaten, maka jarak yang harus anda tempuh tidak begitu jauh. Bahkan hanya beberapa menit saja, sehingga pantai ini sering ramai dikunjungi para pelancong.

Dengan begitu, pantai ini sering dipadati wisatawan khususnya pada akhir pekan serta hari-hari libur nasional lainnya dan puncaknya biasanya pada hari raya idul fitri maupun idul adha.

Pantai ini memiliki panjang garis pantai kurang lebih sekitar satu kilometer dan berada tepat di pinggir jalan
raya lintas. Sehingga suasana pantai ini akan terasa lebih hidup, apalagi ketika sedang ramai oleh wisatawan. Banyak aktivitas yang bisa anda lakukan di pantai ini, ditambah lagi dengan adanya fasilitas dan properti-properti lain yang bisa anda sewa untuk mengisi kegiatan wisata anda di Pantai Kalaki.

Di sini, anda bisa berenang dan bagi yang belum mahir berenang, bisa menyewa ban pelampung yang disediakan di kawasan pantai ini. Cukup merogoh kocek sebesar Rp 5.000*) per unitnya, anda sudah bisa puas menyewanya selama berada di kawasan Pantai Kalaki. Tak hanya berenang, ada beragam aktivitas menarik lainnya seperti berperahu ke tengah laut.

Tak puas bermain di lautnya, anda bisa menemukan kolam renang yang sudah disediakan bagi para wisatawan. Khususnya bagi anda yang membawa anak-anak, keberadaan kolam renang ini sangat menguntungkan dan lebih aman ketimbang anak anda bermain di lautan yang memiliki kemungkinan bahaya lebih tinggi.

ISTANA BIMA (ASI MBOJO)

Belum puas menikmati indahnya Pantai kalaki? Anda bisa juga melanjutkan perjalanan wisata dengan naik angkutan umum menuju Kota Bima. Di sana terdapat pusat kebudayaan Bima, Istana Bima yang lebih dikenal dengan Asi Mbojo.

Menurut berbagai sumber, bangunan Istana Bima yang kita saksikan sekarang ini ialah sebuah bangunan bergaya Eropa, dibangun pada tahun 1927-1929. Istana ini dibangun setelah Istana yang lama rusak. Bangunan Istana yang lama dibangun pada abad ke-19, juga bergaya Eropa (gaya Portugis), Ukurannya jauh lebih kecil dibanding istana yang ada sekarang. Perancang Asi Mbojo adalah Rehatta arsitek kelahiran Ambon yang diundang dan ditugaskan oleh pemerintah Kolonial Belanda untuk membangun Istana di maksud di bantu oleh Bumi Jero Istana, Istana ini rampung dikerjakan dan diresmikan menjadi istana kerajaan Bima tahun 1929.

Di Asi Mbojo, sebagaimana museum-museum lainnya, anda akan melihat kekayaan budaya masa lampau. Kita seolah dibawa ke dalam sejarah gemilangnya Islam di Bima yang ditandai dengan berbagai macam kebudayaan Islam yang menjadi prasasti batu tulis (wadu pa’a). Anda juga akan melihat baju-baju adat, peralatan perang, peralatan dapur, perhiasan-perhiasan, kamar raja-raja, atau bahkan sebuah kamar di Asi Mbojo yang menjadi tempat singgah Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, ketika berkunjung ke Bima.
Di sebelah kanan istana terdapat bangunan tua yang didirikan pada tahun 1872, yaitu Masjid Muhammad Salahuddin Bima. Konsep tata letak bangunan istana, masjid, dan alun-alun melambangkan tiga elemen yang harus membentuk kesatuan yang utuh, antara pemerintah (istana), religi (masjid), dan alun-alun (rakyat).

Area istana memiliki pemandangan yang sangat indah. Ada juga meriam tua yang mengarah ke utara dan alun-alun. Meriam ini merupakan peninggalan Kolonial Belanda. Keberadaan pohon-pohon palem semakin menambah keasrian istana di tengah panasnya suhu udara di Bima.


PULAU ULAR
Masih belum puas juga? Hehehehe….
Masih ada sebuah pulau yang menjadi destinasi wisata yang menarik di Bima, yaitu
pulau ular. Pulau ular ini oleh masyarakat sekitar diberi nama Nusa Nipa. Sedangkan warga Ende, Flores menjuluki pulau ini dengan nama Nuca Nepa Lale, atau pulau ular yang indah. Sementara, warga Manggarai memberi nama Nuha Ula Bungan, atau pulau ular yang suci. Bagi masyarakat sekitar, ular-ular di pulau ini bukanlah sesuatu yang ditakuti.

Pulau yang terletak kurang lebih 500 meter dari pantai Oi Caba di Kecamatan Wera ini adalah sebuah pulau batu kecil yang tidak dihuni oleh manusia. Dengan menaiki perahu dari pantai, pulau ini dapat dicapai dalam waktu kurang lebih 20 menit. Di pulau ini, terdapat banyak sekali ular namun anehnya tidak berbisa.

Menurut cerita rakyat setempat, pulau ular ini sebenarnya adalah kapal dagang Portugis yang terkena kutukan. Para awak kapal berubah menjadi ular laut sementara kapalnya berubah menjadi pulau dan dua pohon Kamboja di pulau itu merupakan tiang kapalnya. Oleh karena itu, pengunjung dilarang membawa pergi ular dari pulau, karena dapat mendatangkan bencana.

Di pulau ini, kita bias ‘uji nyali’ dengan ‘bermain-main’ dengan beragam ular laut. Selain itu kita juga bisa menikmati pemandangan pulau yang indah. Dengan terumbu-terumbu karang yang eksekotik dan juga puncak gunung yang dihiasi awan.

Selain tiga obyek wisata yang saya ceritakan ini. Masih ada banyak tempat wisata yang khas, unik, dan memanjakan mata di Bima. Beberapa objek pariwisata yang menarik antara lain pantai Matamboko, Torowamba, Pulau Bajo dengan Pasir Putih serta Telaga Ana Fari, dan pulau ular (lokasi di Sape, bagian timur Kabupaten Bima), museum Sampa Raja, pantai Ama Hami, pasar Senggol. pantai Lawata, pantai Ule, pantai Kolo, pulau Kambing, kuburan Tolobali, bukit Danatraha (kompleks makam Kesultanan Bima), Benteng Asakotam juga gunung berapi Sangiang yang berlokasi di Wera.
Di musim-musim tertentu, anda juga bisa menonton pacuan kuda dengan joki kecil yang rata-rata berumur 12-13 tahun ke bawah, dengan kuda pacuan khas Bima yang pastinya akan memacu adrenalin.
Anda juga bisa membeli cendera mata berupa kaos dengan desain Bima yang elegan, juga tenunan khas Bima yang berupa tembe nggoli atau tembe salungka yang ditenun secara tradisional


KULINER
Selain tempat-tempat wisata itu, tentu saja ada banyak masakan khas Bima yang pantas untuk dicicipi. Di antaranya ada Dodol Wera, yang diolah secara tradisional dan mempunyai rasa yang gurih. Ada juga Pangaha Bunga (jajan Bunga), Uta Mbeca saronco, Uta Palamara dan masih banyak lagi :D
Trus bagaimana transportasinya?

Transportasi di Kota Bima ditunjang oleh prasarana jalan: terminal dan pelabuhan laut. Panjang jalan raya sekitar 805,02 km yang terdiri dari Jalan Negara (38,56 km), Jalan Provinsi (52,20 km) dan Jalan Kabupaten (174,26 km)yang sebagian besar merupakan jalan beraspal dan sebagian lainnya jalan perkerasan batu dan jalan tanah. Fasilitas terminal sebanyak 3 buah, terdiri dari 1 buah terminal tipe B terletak di Kampung Dara yang merupakan terminal regional yang menghubungkan Kota Bima dengan kabupaten/kota lainnya dan Terminal Tipe C yang terdapat di Kelurahan Kumbe, yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Sape Kabupaten Bima dan di Desa Jati Baru, yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Sarana angkutan darat dalam Kota Bima dilayani oleh bemo, benhur dan ojek. Asyik lo naik benhur, kendaraan tradisional Bima yang mirip andong di Yogyakarta :D

Sedangkan transportasi laut ditunjang oleh: 1 pelabuhan laut sebagai pintu gerbang utama masuknya penumpang, barang dan jasa. Pelabuhan Bima dibangun pada Tahun 1963, merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai Pelabuhan Feeder. Sehubungan dengan fungsinya yang strategis, pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudera sepanjang 142 m dan luas lantai 2.050 m² serta dermaga pelayaran rakyat sepanjang 50 m dengan lantai 500 m². Kedalaman air Teluk Bima 12 m, lebar minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134 m serta luas lantai 750 m², open strorage 26.097 m², terminal penumpang 200 m, listrik dengan kekuatan 15 KVA dan 2 buah Bunker air bersih, masing-masing dengan volume 200 ton. Pelabuhan laut Bima selain dapat disinggahi kapal-kapal besar seperti KM AWU, KM Tatamelau, KM Kelimutu, KFC Barito dan KFC Serayu serta kapal-kapal perintis. Disamping itu juga menjadi pusat bongkar muat barang ekspedisi dan pelayaran.
Mau naik pesawat juga oke kok. Di Bima sudah ada bandara kok, Bandar Udara Sultan Salahuddin.
Untuk penginapan juga banyakkkkk…. Ini nih beberapa hotel yang keren di Bima :

Mutmainah Homestay
Jl. Gajah Mada Raba Bima

Laode Hotel
Jl. Soekaro Hatta Raba
Bima

Mutiara Hotel
Jl. Soekarno-Hatta Bima

Lambitu Hotel
Sumbawa Street 19, Bima
Phone: (0374) 42222

Parewa Hotel
Soekarno Hatta Street, Bima
Phone: (0374) 42536

Lila Graha Hotel
Lombok Street 20, Bima
Phone: (0374) 42740

Komodo Wisma
Sultan Ibrahim Street 5, Bima
Phone: (0374) 42070

Anggrek Losmen
Tente Street, Bima
Phone: (0374) 81084

Kartini Losmen
Sultan Hasanudin Street, Bima
Phone: (0374) 42072

Putra Sari Losmen
Soekarno Hatta Street, Bima
Phone: (0374) 42870

Bagaimana? Ayo… jalan-jalan ke kota saya…. Dijamin anda akan berwisata dengan cerai dan pulang dengan banyak kenangan  :)

0 komentar: